Rabu, 02 Desember 2015

GADO GADO

Sejarah 
Statement bahwa gado gado adalah makanan khas Indonesia tidak salah. Namun jika ingin melihat lebih jauh lagi, Anda akan mendapatkan informasi lebih bahwa gado gado adalah merupakan makanan khas yang datangnya dari Kota Jakarta tepatnya adalah makanan khas orang Betawi. Banyak pastinya yang sudah merasakan gado gado di segala penjuru Indonesia. Baik dari ujung barat Indonesia hingga Timur, gado gado sudah banyak dijual seperti misalnyda nasi goreng dengan mungkin rasa yang agak berbeda karena sudah menyesuaikan daerah masing masing dimana gado gado itu dijual.
Tapi jika ditilik lebih lanjut dan diambil benang merahnya, seperti sejarah nasi ulam dimana nasi dimakan hanya dengan campuran yang bahan pokoknya sayuran, dapat disimpulkan juga bahwa memang orang Betawi mengkonsumsi lebih banyak jenis sayuran dari jaman kolonial dulu. Walau jika dilihat dari bahasa yang digunakan oleh baik itu orang Betawi asli, tidak pernah ada kata gado gado dalam sejarahnya

 ASAL USUL GADO GADO
  
 Kata gado gado sendiri lebih sering diartikan secara umum sebagai campuran, gabungan dari beberapa jenis hal, adukan dan segala hal yang sifatnya berbeda tetapi dibaur menjadi satu. Entah mana yang duluan, sebutan gado gado yang berarti campuran tersebut baru makanan gado gado ini muncul dan diberi nama gado gado atau makanan khas ini yang duluan muncul lalu perumpamaan untuk segala campur aduk disebut gado gado. Karena banyak juga kata yang menggunakan gado gado sebagai pendampingnya. Sebut saja misalnya ada sebutan buku gado gado yang dipakai di istilah dunia pendidikan oleh beberapa anak yang mengartikan bahwa buku itu adalah buku catatan untuk segala jenis mata pelajaran dan contoh lainnya 
Atau juga ada yang berpendapat seperti Gado-gado bahkan menjadi istilah untuk segala macam yang sifatnya merupakan adukan dari berbagai unsur. Misalnya, bahasa gado-gado untuk mengatakan bahasa campur-campur. Perkimpoian gado-gado adalah untuk dua mempelai yang punya latar belakang suku, agama, atau ras yang berbeda. Gado-gado barangkali juga merupakan istilah rakyat untuk mengatakan Bhinneka Tunggal Ika atau keberagamaan.
  Kita hanya dapat memperkirakan asal nama gado-gado. Orang Jawa biasanya memakai istilah digado untuk makanan yang bisa dimakan tanpa nasi. Gado-gado, sekalipun sering dimakan dengan lontong, memang jarang dimakan dengan nasi. Bila dimakan dengan lontong, gado-gado memang merupakan a meal in itself, bukan lauk. Di Jawa ada makanan yang disebut gadon karena bisa dimakan tanpa nasi

RESEP GADO GADO
Bahan-Bahan :
150 g taoge, buang akarnya, seduh air panas
3 butir telur ayam, rebus, kupas, potong membujur 2 bagian
1 buah tomat merah, potong membujur 8 bagian
150 g tempe, goreng, iris tipis
150 g tahu cina, goreng, iris tipis
150 g kacang panjang, siangi, potong 2 cm, rebus
150 g kol, buang tulang daunnya, iris halus, seduh air panas
150 g daun selada keriting, iris 2 cm
1 buah mentimun, kupas, iris bulat tipis
Air untuk merebus
Minyak untuk menggoreng
 
Bahan-Bahan Saus Kacang :
3 buah cabai merah, haluskan (jika ingin lebih pedas silakan ditambah)
50 g gula merah, sisir
250 g kacang tanah, sangrai, buang kulitnya, haluskan
5 siung bawang putih, haluskan
500 ml santan dari ½ butir kelapa parut
5 lembar daun jeruk purut
2 sdm minyak sayur
3 sdm air asam jawa
1 sdt garam
 
Cara Membuat Gado-Gado :
Pertama, gorenglah tahunya terlebih dulu sampai garing kulitnya. Angkat, tiriskan, dan sisihkan.
Setelah itu gorenglah tempe sampai warnanya kecoklatan. Angkat, tiriskan, dan sisihkan.
Kemudian siapkan piring saji. Susun rapi sayurannya, mentimun, tomat, selada, dan telur.
 
Membuat saus gado-gado : 
Tumis bawang putih, cabai, dan daun jeruknya sampai harum. 
Setelah itu masukkan santan dan kacang tanah halus. Aduk sampai mendidih.
Kemudian masukkan gula merah, garam, dan air asam jawanya. Masak sampai gula merahnya larut. Angkat.
Lalu siramkan saus kacang di atas sayuran yang sudah disusun di piring saji.
Sajikan segera.
Gado-gado saus kacang spesial siap untuk disantap

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar